Jumat, 27 Desember 2013

Brug: Antara Boso Mbatang dan Boso Londo


Minggu lalu saya berkesempatan mengunjungi negoro londo alias negeri Belanda. Negara ini memang makmur luar biasa. Kemakmuran ini tentunya dahulu banyak terbantu oleh kekayaan yang dikuras dari negeri kita Indonesia, termasuk kampung kita tercinta, Kabupaten Batang yang jatuh ke tangan VOC dari Mataram pada tanggal 18 Mei 1746.

Terlepas dari cerita pilu kolonialisme Belanda atas Indonesia, kunjungan saya mengingatkan pada pengaruh bahasa Belanda yang masih terasa di bahasa Jawa, terutama ragam Pekalongan-Batang-Pemalang.

Kata pertama yang terlintas di benak saya adalah 'brug' yang artinya jembatan. Orang Batang lebih sering memakai kata ini untuk menyebut jembatan daripada istilah bahasa Jawa yang standar yaitu 'kreteg'.  Jika Anda cari di Google Image kata 'brug' maka akan muncul gambar-gambar jembatan. (lihat ilustrasi)

Ketika saya berkeliling mencari tempat parkir ketemu tulisan 'vrij' yang artinya bebas/free, diadopsi orang Jawa termasuk orang Batang menjadi 'prei' alias bebas tidak bekerja. Saya juga bertemu kata 'vol' yang berarti 'penuh', diadopsi misalnya untuk menyebut isi bensin 'pol'.

Waktu kecil orang tua saya menyebut minuman susu sebagai 'mèlek' yang ternyata juga dari bahasa Belanda 'melk'. Kita juga masih sering menyebut sirup sebagai setrup alias 'stroop'

Mungkin masih banyak kata lain dari pengaruh Belanda yang belum saya temukan. Pendudukan Belanda selama 199 tahun (1746-1945) di wilayah pesisir utara Jawa Tengah tentunya banyak meninggalkan bekas sejarah termasuk dari segi bahasa.

Sebenarnya saya ingin banyak menggali sejarah Batang dari museum-museum yang banyak bertebaran di Den Haag maupun Amsterdam, sayang waktunya kurang karena saya hanya punya waktu dua hari di negeri kincir angin itu.


Kalender Kliwonan Batang 2014

Kliwonan adalah salah satu kegiatan yang dapat menggerakkan roda ekonomi masyarakat Batang, ada rangkaian mata rantai transaksi keuangan yang tidak hanya dinikmati masyarakat Batang tapi juga daerah sekitarnya.

Sebagaimana tradisi, acara Kliwonan dalam kondisi cuaca apa pun dan situasi ekonomi sekrisis apa pun selalu diselenggarakan, tiap 35 hari sekali atau selapanan dan seingat saya belum pernah libur!

Kliwonan diselenggarakan di Alun-alun kota Batang pada tiap malam Jumat Kliwon, dengan pengertian kalender internasional berarti hari Kamis Wage setelah matahari terbenam. Pada kenyataannya pada sore hari aktivitas Kliwonan sudah dimulai.

Berikut adalah kalender Kliwonan untuk tahun 2014:

Bulan          Tgl (Kamis Wage-Jumat Kliwon)
Januari         30-31
Februari       Tidak ada
Maret           6-7
April             10-11
Mei              15-16
Juni              19-20
Juli               24-25
Agustus       28-29
September   Tidak ada
Oktober       2-3
November     6-7
Desember    11-12

Selamat belanja, berjualan atau pun sekedar mlaku-mlaku!

Untuk mengecek malam Jumat Kliwon hingga tahun-tahun mendatang lihat http://www.kalenderjawa.com/

Diposkan hari Jumat Kliwon tanggal 27 Desember 2013

Minggu, 08 Desember 2013

Keasrian Pegunungan Teh Pagilaran di Halaman Depan Kompas

Hari ini Harian Kompas cetak memuat foto keasrian pegunungan teh Pagilaran, Batang di halaman depan.

Link artikel selengkapnya ada di sini http://travel.kompas.com/read/2013/12/10/1811404/Menengok.Keindahan.Tetangga

Sent from my BlackBerry® Smartphone supplied by Swisscom

Jumat, 01 November 2013

Tribunnews: Jusuf Kalla Terpesona Batik Asli Kabupaten Batang

Berita sudah lama , 23 September 2013 di Tribunnews.com, namun saya pikir masih relevan untuk dimasukkan blog.

Tautan : http://www.tribunnews.com/regional/2013/09/23/jusuf-kalla-terpesona-batik-asli-kabupaten-batang

Ilustrasi screen capture:


Lihat juga Blog mengenai Batik Batangan: http://batikshuniyya.wordpress.com/batik-tulis-khas-kabupaten-batang/

Selasa, 10 September 2013

[Sejarah: Batang 1947] - "Tentang Seorang Ayah yang Ditembak Mati Belanda"

Tentang Seorang Ayah yang Ditembak Mati Belanda

oleh Kartono Mohamad

Dari Majalah Tempo, 15 September 2013.

**

Belanda akan meminta maaf untuk para korban standrechtelijke executies (eksekusi tanpa proses peradilan) selama perang kolonial di Indonesia -- Berita pers, 3 September 2013.

**

Saya bukan termasuk orang yang bergembira bila Pemerintah Belanda meminta maaf kepada bangsa Indonesia -- karena bagi saya, orang yang menentukan kebijakan Belanda kini, juga para warga negara negeri itu sekarang, tidak ikut bersalah. Saya tidak percaya kita bisa menghukum orang lain hanya karena kebetulan mereka sebangsa atau sekeluarga dengan para penjahat.

Tetapi saya juga tidak akan menampik permintaan maaf resmi itu. 

Ada sebuah pertanyaan yang beberapa kali dikemukakan kepada saya dan adik saya, Goenawan, dari orang-orang Belanda: "Do you hate the Dutch?"

Ini ada hubungannya dengan apa yang terjadi pada ayah kami.

Ayah memang ditembak mati tentara pendudukan Belanda di tahun 1947, setelah beberapa hari lamanya disekap.

Mengapa ayah dihukum tembak, saya, apalagi adik saya, tidak tahu. Umur saya waktu itu 8 tahun. Ibu menduga, ini ada hubungannya dengan sejarah ayah. Dia dan Ibu pernah dibuang ke Digul di tahun 1927 -- dengan membawa serta tiga mbakyu saya. Di Digul pula seorang kakak saya lahir. 

Sepulang dari Digul di tahun 1931 atau 1932 dan tinggal di Batang, Jawa Tengah, ayah masih aktif dalam pergerakan, khususnya melalui tulisan-tulisannya di sebuah suratkabar di Semarang. Tetapi di tahun 1947 itu setahu saya ayah tidak bergabung dengan pasukan bersenjata. 

Keluarga kami memang dengan cemas melihat masuknya tentara Belanda menduduki kota kami. Malam harinya ayah mengungsi. Sementara itu, hanya beberapa jam setelah tentara pendudukan masuk, rumah kakak sulung kami -- yang dipergunakan sebagai pos militer Belanda -- dapat serangan: seorang anggota ALRI menyusup ke dekat rumah itu dan melemparkan granat. Beberapa tentara Belanda tewas. Perjuang itu juga akhirnya tertembak. Gugur.

Ketika ayah kembali ke rumah, tak lama kemudian tentara Belanda datang menangkapnya. Beberapa hari ia disekap. Saya ingat, pada suatu hari ia diangkut dalam truk kembali ke rumah dengan tangan diikat. Pasukan pendudukan rupanya hendak kembali menggeledeh rumah kami. Kami menyingkir ke rumah tetangga. Tetapi saya melihat buku-buku ayah -- dengan gambar Karl Marx dan Lenin di sampul -- disita. 

Kemudian kami mendapat informasi bahwa ayah sudah dieksekusi. Ibu mengutus kakak ipar kami yang sulung untuk mengambil jenazahnya. Dengan delman, jenazah yang bersimbah darah itu diangkut ke rumah.

Peristiwa itu merupakan trauma besar bagi keluarga kami. Kakak ipar kami tampak syok berat.Kami menangis, antara sedih dan ketakutan. Hanya ibu yang tenang -- juga ketika ia memangku kepala ayah yang berlobang kena tiga peluru itu di pangkuannya.

Apakah ayah kami dieksekusi karena pandangan politiknya, dan sudah masuk dalam daftar orang yang dicari hingga ditangkap dengan cepat, saya tidak tahu.

Tetapi apakah karena itu kami membenci Belanda? Tidak. Mungkin karena peristiwa itu terjadi ketika kami masih kecil. Yang saya ingat, ketika itu hanyalah rasa takut kalau melihat tentara Belanda lewat. 

Peristiwa penangkapan di pagi hari bulan puasa tahun 1947 itu memang terasa mencekam. Saya ingat ketika saya terbangun saya melihat seorang tentara Belanda berdiri di samping tempat saya tidur sambil menodongkan senapannya. 

Mengapa tidak ada rasa benci itu, mungkin karena ayah dan ibu menganggap kejadian itu merupakan risiko perjuangan yang tentu sudah disadarinya. Ayah nampak tegak ketika ia digiring ke truk pagi itu. 

Mungkin juga pendidikan ayah dan ibu kepada kami tentang Belanda dan Jepang tidak menekankan pada kebencian. Bahkan ketika bercerita tentang pembuangannya di Digul, ibu lebih melihat pengalaman itu dari aspek “fun”-nya. 

Tentang tanahnya yang subur sehingga semangka dan timun yang ditanam menghasilkan buah yang besar-besar. Tentang pergaulannya dengan penduduk asli Papua. Tentang cara boikot kecil-kecilan, dengan membuang sebanyak-banyaknya obat yang disediakan pemerintah kolonial untuk tapol. Tentang rencana ayah kami akan melarikan diri ke Australia tetapi tidak jadi karena diberi tahu oleh orang Papua (orang "Kaya-Kaya", itu yang saya ingat) bahwa ayah dan kawan-kawan akan dicegat dan dibunuh. Pendeknya, tidak pernah terdengar cerita yang mengesankan rasa benci kepada Belanda yang telah membuang mereka.

Ayah sendiri lebih banyak bercerita tentang kemiskinan akibat penjajahan. Termasuk kelakuan buruk dari para pejabat Indonesia. Mungkin sebab itu ayah pernah mengatakan bahwa kalau kami besar jangan ingin jadi “ambtenaar” (pegawai negeri). Tidak mengeharankan bila salah seorang keluarga ayah, seorang ambtenaar kolonial, tidak menyukai politik ayah -- dan menolak membantu membeayai sekolah kakak-kakak perempuan kami. 

Ayah bercerita tentang penjajahan Belanda bukan secara khusus. Ia melakukannnya ketika saya disuruh mencabuti ubannya. Saya baru duduk di kelas satu SD waktu itu, tetapi ayah sudah mengajari saya membaca dan menulis ketika saya belum masuk Taman Kanak-Kanak. Maka ketika sudah masuk SD, saya sering disuruh membacakan surat kabar di sebelah dia duduk. 

Di situlah agaknya ayah “mengajarkan politik” kepada saya -- termasuk mengajari saya menyanyi lagu "Internasionale". 

Selain itu, secara reguler ia mengajari saya bahasa Inggris dan memperkenalkan kami dengan buku-buku. Ada buku Karl May yang tak bisa kami baca karena berbahasa Belanda. Ada buku sejarah Inggris, dengan gambar berwarna seorang Skotlandia yang mengacungkan tinju ke arah pasukan Inggris yang membantai penduduk kotanya.

Membenci penindasan seperti itu memang sedikit banyak tertanam dalam diri kami. Tetapi membenci penindasan berbeda dengan membenci satu bangsa. Keluarga kami bahkan tidak menganggap ada yang perlu didramatisir tentang pengalaman kami. Sejarawan Rudolf Mrazek, dalam mengumpulkan bahan tentang kaum "Digulis" (dan sempat mewawancara almarhumah kakak perempuan saya yang ikut ayah-ibu ke tempat pembuangan itu), merasa aneh bahwa dalam keluarga kami pengalaman sejarah itu tidak sering dibicarakan. Keluarga kami bahkan menolak ketika ada rencana memindahkan jenazah ayah ke makam pahlawan. Mungkin ini juga semacam keangkuhan: kami tidak mau ayah dicampur dengan "pahlawan" yang tidak jelas perjuangannya.

Meskipun saya pribadi tertarik untuk tahu lebih banyak riwayat ayah (saya pernah menemui panitera yang mencatat proses peradilan sebelum ayah dibuang ke Digul), baru kali ini saya bersedia menulis tentang almarhum. Tentu saja karena terkait dengan permintaan maaf pemerintah Belanda bulan September ini -- yang menyebabkan beberapa hari yang lalu seorang wartawan Belanda datang menemui saya dan adik saya.

Jakarta, 5 September 2013.

Text diambil dari Facebook Goenawan Mohamad

Jumat, 09 Agustus 2013

Selamat Idul Fitri 1434 H

Kepada seluruh warga Batang, baik di kampaung halaman maupun di rantau, Batang.Org mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H. Taabbalallahu minna wa minkum.

Khusus kepada mereka yang di kampung halaman, semoga lebaran kali ini lebih terasa meriah karena ternyata bertepatan dengan malam Jumat Kliwon alias pas dengan Kliwonan.

Salam dari rantau,

Batang.Org

Simak postingan blog saya terdahulu mengenai Idul Fitri di Batang dan Suasana ketika Pasar kembang Cilik dan Pasar Kembang Gedhe

Rabu, 31 Juli 2013

Forum-forum Diskusi Warga Batang di Facebook



Sejauh yang saya amati, forum-forum  warga Batang semakin ramai di situs Facebook. Seingat saya forum itu semula hanya 1 yaitu Mbangun Batang Yuk. Namun kemudian muncul beberapa forum lain yaitu: Batang Berkembang, Opinine Wong Batang, Suara Warga Batang dsb.  Sepertinya warga Batang makin asertif dan aspiratif dalam menyampaikan pendapat dan hak-haknya, sehingga satu forum saja tidak cukup.

Berikut adalah daftar tautan forum-forum Facebook yang tercatat di saya:

Opinine Wong Batang  

Warta Warga Batang

Ayo Mbangun Batang

Batang Heritage

Pigura Warga Batang

Batang Berkembang

Suara Warga Batang

Mbangun Batang Yuk 

Go Green Batang

Musisi Batang

Bahasa Gaul Cah mBatang

Peduli Pesisir Kabupaten Batang

Jual-Beli Kab. Batang

Gosip Mbatang

Mohon info kalau ada forum lain yang terlewat dari pengamatan saya. Apa pun forum pilihan Anda, manfaatkanlah dengan baik dengan penyampaian pesan secara efektif dengan bahasa yang santun sesuai martabat dan karakter kita sebagai warga Batang.

Salam.

Selasa, 30 Juli 2013

Kenangan Puasa di Batang

Menyegarkan kembali entri tahun lalu mengenai  Suasana Puasa di Batang , saya teringat beberapa tradisi yang sering dilakukan masyarakat Batang terutama anak-anak dan remaja selama Ramadhan yaitu:

1.  Thong-thong Prek: kegiatan membangunkan orang untuk sahur keliling kampung dengan membunyikan kentongan atau benda-benda lain. Sebagian orang merasa terbantu karena jadi terbangun untuk sahur, sebagian lain mungkin ada yang ngomel karena merasa dibangunkan terlalu awal.
2. Minum “Es Banteh” atau timun suri: es segar menggoda dengan warna kuah merah frambozen ini mendadak jadi populer di bulan puasa untuk berbuka. Kenapa orang Batang dan sekitarnya menyebut buah ini dengan ‘banteh’? Belakangan saya baru tahu istilah itu mungkin dari bahasa Arab ‘bathiikh Ř¨Ř·ŮŠŘ® yang artinya buah-buahan semacam blewah atau semangka. Untuk membuat es biasanya kita membeli es batu sendiri karena waktu saya kecil (1980an) kulkas masih merupakan barang mewah.  
3.  Jaburan alias ta’jil, cemilan yang biasanya dihidangkan setelah tarawih,biasanya  sumbangan bergilir dari jamaah.
4. Dhul penanda buka puasa, penjelasan  (lihat entri terdahulu) Suaranya yang menggelegar memberi nuansa ramadhan tersendiri.
5. Mainan mercon dan mercon bambu yang oleh masyarakat setempat disebut ‘slum’. Suaranya juga memberi  nuansa tersendiri meski sebagian orang menganggap hal itu ‘mbudegi’ alias bising. Mercon praktis sekarang dilarang. Saat itu meski sudah dilarang masih banyak yang diam-diam membuat sendiri dirumah dengan bahan gulungan kertas dan obat mercon.
Sudah lama saya tidak merasakan Ramadhan di Batang, mungkin suasananya sudah jauh berbeda.

Sumber foto: Google Image

Selasa, 02 Juli 2013

Buku Londo tentang Batang



Satu lagi buku kuno tentang Batang yang saya temukan di http://booksandjournals.brillonline.com/ . Buku ini ditulis pada  Juli 1946 dan memuat artikel mengenai Batang sepanjang 14 halaman.  Sayang ditulis dalam bahasa Belanda jadi saya tidak tahu persis apa isinya.

Jika dilihat dari judulnya, artikel yang ditulis oleh Ir. L. V. Joekes ini  mengenai jalur jalur pos di Jawa bagian Batang-Weleri.  Jalan Deandels yang kita kenal sebagai ‘nggili gedhe’ itu juga sering disebut sebagai ‘de groote postweg’ alias Jalan Raya Pos.  Apakah artikel ini membahas tentang jalan itu atau tentang sistem posnya sendiri, saya kurang faham.

Beberapa kata kunci yang dapat ditemui adalah: Batang, Weleri, Soebah. Tersana, Tersonno, Limpong.  Mungkin suatu saat saya bisa bertemu teman yang bisa menerjemahkan buku ini sehingga bisa saya bagi isinya di blog ini.

Dari catatan-catatan seperti ini mungkin bisa digali fakta-fakta baru mengenai kampung halaman kita yang kakek-nenek kita tidak sempat menuliskannya. Mungkinkah di kantor pos Batang ada arsipnya?




Link asli buku ini ada di URL berikut, tapi saya coba lagi sudah tidak aktif, Alhamdulillah versi PDF-nya sempat saya simpan. 
http://booksandjournals.brillonline.com/docserver/22134379/104/1/22134379_104_01_s12_text.pdf

Atau unduh via Dropbox Perpustakan Batang.Org. BUKU LONDO.PDF

Minggu, 30 Juni 2013

Kampung Halaman yang Bersih: Selamat!

Karena sangat jauh dari kampung, saya kadang sulit mengikuti berita mengenai Kabupaten Batang, termasuk kehilangan momen bahwa kota kelahiran saya ini ternyata berhasil mendapatkan Piala Adipura 2013 pada tanggal 10 Juni 2013 lalu!

Meski terlambat, saya rasa saya wajib mengucapkan selamat kepada Pemkab, jajaran petugas kebersihan dan kepada warga masyarakat yang turut mendukung upaya ini. Semoga perolehan kehormatan ini membuat kita makin kiyeng untuk menjaga kebersihan kampung kita.

Berbicara masalah kebersihan, saya jadi ingat postingan saya dulu mengenai hal ini:
http://batang.blogspot.com/2012/04/kabupaten-batang-yang-bersih.html



Berita mengenai Piala Adipura Kabupaten Batang bisa dilihat dari laporan Abirawa FM di link berikut:
http://www.abirawafm.com/2013/06/batang-raih-adipura.html

Sekali lagi selamat!

Selasa, 25 Juni 2013

D'Rioz Bangga Jadi Duta Seni Kabupaten Batang - INILAH.com

D'Rioz Bangga Jadi Duta Seni Kabupaten Batang - INILAH.com

Oleh: Aris Danu Cahyono
artis - Senin, 24 Juni 2013 | 22:00 WIB
 
 

INILAH.COM, Jakarta-Baru mengorbit nama D'Rioz langsung melejit berkat singel mereka bertitel Kepikiran. Hal itulah yang mendasari Pemda Kabupaten Batang, Jawa Tengah memberinya apresiasi.
Baru-baru ini band yang beranggotakan Ilham (gitar), Rio (vokal), Chevy (bass), dan Ferdi (drum) didaulat menjadi duta seni Kabupaten Batang.

"Yang jelas kami bangga. Kami masih terhitung baru tapi sudah mendapat kepercayaan dari Kabupaten Batang. Mudah-mudahan karya kami bisa semakin dikenal," kata Rio mewakili personel D'Rioz, daat ditemui di TMII, Jakarta Timur, Senin (24/6).

Namun menjadi duta seni merupakan tanggung tawab besar bagi D'Rioz karena mengemban tugas membawa nama daerah asal mereka.

"Ini jadi tanggung jawab baru buat kami, tapi yang terpenting buat kami adalah berkarya dengan lebih baik lagi. Dengan begitu secara otomatis akan mengangkat nama daerah," papar Rio.

Sementara itu, Nano Suprayitno, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang merasa berterimakasih kepada D'Rioz.

"Kami berterima kasih pada adik-adik yang mengangkat nama Kabupaten Batang. Harapan kami, mereka bisa mengajak anak-anak Batang yang lain untuk berkarya," tutupnya.

Sumber Inilah.com KLIK TAUTAN
Thanks untuk  InfoBatang OpenNet yang udah membagi link ini di Facebook

Berita Liputan 6 tentang Band D'Rioz

Selasa, 18 Juni 2013

Renungan: Pekerja van Batang di Suriname

Terus terang saya masih kepikiran dengan nasib warga Batang yang migrasi ke Suriname di awal abad 20-an. Apakah mereka pulang kembali ke Batang? Sebagian memang iya, seperti kisah Bok Samin. Adakah yang memilih menetap di Suriname? Terus, di manakah anak cucunya?
 
 
Apa yang membuat mereka memutuskan untuk pergi ke Suriname? Bagaimana proses rekrutmennya?Sadarkah mereka waktu itu  bahwa jarak yang akan ditempuh adalah separuh bola bumi?
 
 
Saya mencoba membayangkan perjalanannya. Mereka tentunya dibawa dari Batang ke Batavia untuk diangkut ke dengan kapal uap. Bagaimana kondisi perjalanan di laut selama 3 bulan melewati Samudera Hindia, Benua Afrika, Samudera Atlantik? Apakah mereka mendapatkan makanan dan tempat tidur yang layak? Ada kemungkinan mereka tidak menyadari bahwa di benua Amerika saat itu kultur perbudakan belum lama hilang sehingga tidak menyadari resiko dieksploitasi.
 
 
Kalau melihat foto-foto mereka, saya sangat terharu dengan ekspresi keluguannya. Apalagi dengan foto-foto klasik hitam putih begitu. Bagaimana jika mereka kangen keluarganya? 
 
 
Mungkin suatu saat saya harus menggali lebih dalam cerita ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.

Senin, 17 Juni 2013

PMI Batang Luncurkan Bulan Dana

PMI Batang Luncurkan Bulan Dana



BATANG, suaramerdeka.com - Untuk dapat terselenggaranya pelayanan masyarakat di bidang kepalangmerahan dan sosial kemanusiaan lainnya oleh PMI Kabupaten Batang tahun 2013 dengan lancar, sangat diperlukan dukungan penuh dari seluruh warga dan komponen masyarakat.

"Selain itu, perjuangan, kerja keras, keikhlasan, keuletan dan pengorbanan serta semangat pengabdian yang tinggi dari semua pihak terkait diharapkan pula akan mampu menyukseskan terselenggaranya Bulan Dana PMI Kabuapaten Batang tahun 2013," terang AKBP Widi Atmoko SIK, Ketua Panitia Bulan Dana PMI Kabupaten Batang Tahun 2013, yang juga Kapolres Batang.

Ketua PMI Kabupaten Batang, H Achmad Taufiq SP Msi menandaskan, Gerakan Operasional Bulan Dana PMI Kabupaten Batang Tahun 2013 dilaksanakan selama tiga bulan penuh, mulai Sabtu (15/6) besok hingga 15 September mendatang.

"Sumbangan Bulan Dana Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Batang pada tahun 2012 yang dapat dihimpun sebesar Rp 434.747.000. Besarnya sumbangan tersebut mampu menempatkan PMI Kabupaten Batang peringkat ke-13 seluruh Jawa Tengah,"  ujarnya.

Wakil Ketua Bidang SDM PMI Kabupaten Batang, Diah Widayati SE menuturkan, hasil gerakan Bulan Dana PMI Kabupaten Batang tahun 2013 diharapkan dapat meningkat 20,8% atau Rp 90.253.000 dari perolehan tahun 2012. "Sehingga, dapat memberikan kontribusi terhadap APB PMI Kabupaten Batang tahun 2013 sebesar 39,48% dari total APCB PMI," pungkasnya.

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_pantura/2013/06/14/160835/PMI-Batang-Luncurkan-Bulan-Dana

Jumat, 14 Juni 2013

Sejarah: Pekerja van Batang di Suriname

Minggu ini di sebuah sidang internasional, saya berkesempatan bersalaman dengan Menteri Perdagangan dan Industri Suriname, Mr. Raymond Sapoen, yang ternyata keturunan orang Jawa (kemungkinan Banyumas). Wajah beliau khas daerah Jawa Tengah, mirip dengan saudara-saudara kita di kampung halaman. Kalau dipikir-pikir menakjubkan bahwa orang Jawa untuk kondisi saat itu bersedia bermigrasi ke wilayah Karibia di benua Amerika.

Beliau mungkin bukan keturunan orang Batang, tapi pertemuan ini membuat saya penasaran, apakah ada orang Batang yang migrasi ke Suriname selama periode perekrutan pekerja kontrak (1890-1939) selain Bok Samin asal Jatisari, Subah  yang pernah saya ulas dulu. Sebagai daerah pantai logikanya warga Batang termasuk komunitas yang mudah menjadi target perekrutan pekerja oleh Pemerintah Hindia Belanda. 




Oleh karena itulah saya iseng cari datanya ke arsip-arsip Belanda dan berhasil mengumpulkan data 95 orang Batang sebagai berikut:

Nama pekerja ---nama ayah --- asal desa ---tanggal berangkat

Amat, Amat, Todanan (Petodanan?), 06-06-1927
Amatslamet, Maoen (vader), Tembelang (?), 15-07-1922
Atmidi, Atmidi, Demangan, 25-04-1920
Bok Amat, Saamah, Nglopogondo (Klopogodo?), 15-09-1927
Bok Dariman, Soemi, Sarem, 28-03-1919
Bok Doelwahab,Roemiah, Sikemplamg (?), 28-03-1919
Bok Hardjodikromo, Kastoemi, Daratjik (Dracik), 16-08-1926
Bok Kalimah, Kalimah, Gringsing, 17-05-1906
Bok Kasmo, Raswi, Botoombo, 16-08-1926
Bok Kromowidjojo, Klinem, Broebeh, 06-05-1919
Bok Mainah, Mainah, Kebo, 23-05-1905
Bok Marijat, Warmi, Trayoon, 24-11-1916
Bok Markama, Markama, Koeripan,30-03-1929
Bok Marmi, Imran, Keseroh, 13-07-1898
Bok Marmi, Rasmi, Plelen, 07-05-1928
Bok Masiran, Roesmi, Karanggeneng, 06-06-1927
Bok Moostari, Moostari, Ketook, 14-04-1908
Bok Ngaloewi, Soerati, Rowogebang, 16-06-1907
Bok Paimin, Lasmi, Morosari, 24-09-1928
Bok Rail, Karmi, Simbang, 06-06-1927
Bok Raswat, Kardini, Podanan, 12-04-1926
Bok Salamah, Salamah, Nglimpoeng (Limpung?), 05-11-1919
Bok Samiah, Samah, Simbang, 15-10-1918
Bok Samin, Jatmi, Djatisari, 07-05-1928
Bok Sapoerah, Doengmiri (Kedungmiri?) ,15-07-1922
Bok Sar, Sar, Kalimati, 23-05-1909
Bok Sastro, Basirah, Kaoeman, 06-06-1927
Bok Semi, Semi, Koeripan, 30-03-1929
Bok Semi, Kasanmoenadi, Sraten, 15-07-1922
Bok Simoer, Simoer, Bandoengan, 06-06-1927
Bok Siroe, Siroe, Katana, 10-05-1908
Bok Siti, -, Pedjambon, 20-08-1924
Bok Siti, Toerah, Petodjo, 10-09-1925
Bok Siwar, Rasmi, Wonokerso, 05-11-1914
Bok Slamet, Saami, Tjiloengan, 30-06-1928
Bok Tarwan, Daoemi, Baros, 15-08-1927
Bok Taswi, Taswi, Gedoong, 10-05-1908
Bok Tjasmo, Dali, Tjandi, 06-06-1927
Bok Wasman, Tjawilik, Mlaten, 15-08-1927
Daan, Daan, Kadilangoe, 28-03-1919
Daim, Daim, Kr.malang, 05-11-1919
Dasman, Dasman, Wonosari, 09-05-1910
Dradjat, Dradjat, Sawahan, 04-02-1920
Kampran, Manisa, Djemawoe, 15-07-1922
Kardi, Kardi, Dangsri (Denasri?) , 01-03-1919
Kargan, Kargan, Kebonan, 23-05-1909
Karto, Soerip, Plelen, 06-05-1919
Kartoredjo, Soeratman, Soerdjo, 10-05-1908
Kartoredjo, Silas,Ngadingoero, 23-12-1919
Kasim, Kasim, Groegak, 27-07-1925
Kasman, Kasman, Kandeman, 06-06-1927
Kasnawi, Sengon, 20-08-1924
Kastaman, Kastaman, Klambetsari, 19-04-1909
Kastidjan,Karset,Groegak, 27-07-1925
Mardjoeki, Mardjoeki, Kaseman, 24-09-1928
Mariran, Masiran, Karanggeneng, 06-06-1927
Miradi, Donoredjo, 02-08-1923
Moeali,Moesli,Tegalsari, 23-05-1909
Ngaliman, Sodikromo,  Gimgsing (Gringsing?), 20-05-1902
Ngardajt, Sarmin, Kadilangoe, 02-08-1900
Ngasman, Ngasman, Wonowaring, 06-06-1927
Pawiro, Pawiro, Plelen, 06-05-1919
Rasidan, Rasidan, Tenasri (Denasri?, 28-03-1919
Rasimin, Rasimin, Djatisari,  22-02-1917
Rasimoen,Rasimoen, Bakalan, 06-06-1927
Ratiban, Ratiban, Toelis 15-08-1927
Rijadi, Rijadi, Sarogenen (Surogenen?) 28-03-1919
Sadjan, Sadjan Projonangan (Proyonanggan?). 02-08-1900
Sajet, Sajet, Kaoeman, 19-08-1919
Sakiman,Sakiman, Greseng (Gringsing?), 15-06-1906
Santir, Santir,     Kramatan, 01-03-1919
Sarkam, Tobo, 02-08-1923
Sarkawi, Sarkawi, Krengseng, 22-08-1928
Sarmoen, Sarmoen, Djoengnegoro (Ujungnegoro?),19-08-1919
Senen, Senen, Pegiran, 28-03-1919
Setro,Setro, Ketoek, 23-05-1909
Sikoes,Waroengasem, 02-08-1923
Simin, Simin, Bleder (Blado?) 23-05-1909
Sipan, Sipan, Sambang (Simbang?) 01-08-1919
Siroen, Siroen, Ketoek (Ketuk), 27-07-1925
Soedardjo Sepoehan (Kasepuhan)02-08-1923
Tahir, Troenokarto, Pakan, 23-06-1900
Tjariban, Tjariban, Ponowareng,07-05-1928
Tjarmad, Tjarmad, Band: Sedajoe, 05-05-1925
Tjarman, Tjarman, Djatisari, 30-06-1928
Tjarman, Tasman, Kadilangoe, 02-08-1900
Tjasmo, Tjasmo, Tjandi, 06-06-1927
Warsi, Warsi, Poeloe, 04-06-1907
Wartam, Saean (vader), Bleter (Blado?), 15-07-1922
Wasaan, Wasaan, Tjandiaroem, 22-08-1928
Waspan,Waspan, Tragoeng, 04-02-1920
Wastro, Wastro, Mritjo, 06-05-1919
Wongsowidjojo, Sowidjojo, Keseroh, 13-07-1898
(Tanpa nama), (tanpa nama ayah), Doengmiri, 15-07-1922




Beberapa nama desa di atas mungkin sulit dilacak karena ejaan saat itu berbeda atau dusun yang sekarang telah bergabung dengan desa lain.

Foto yang saya muat adalah Mbok Darumi asal Dracik dan Kasman asal Kandeman.

Silakan dicek ke embah atau embah buyut Anda apakah pernah ingat orang-orang di atas? Kebanyakan mereka pada saat berangkat  masih berumur belasan dan duapuluhan. Saya yakin di antara mereka pasti ada yang masih kerabat dekat kita.

Sumber data:
http://www.gahetna.nl/collectie/index/nt00346/view/NT00346_javanen/q/zoekterm/batang/q/comments/1
Nama-nama tersebut termuat di arsip Historische Database Van Suriname, Gegevens Over de Javaanse Immigranten.


Diposkan dari Swiss

Rabu, 15 Mei 2013

Jalan Tol Batang- ANTARA News

Pembangunan tol Pemalang-Semarang segera direalisasikan - ANTARA News

Batang (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memastikan proyek pembangunan jalur tol Pemalang-Semarang direalisasikan setelah investor dan tim pembebasan tanah (TPT) menjelaskan proses tahapan proyek tersebut.

 "Pembangunan proyek tol Pemalang-Semarang positif direalisasikan karena kami telah bertemu dengan investor yang akan mengerjakan dua ruas jalan itu," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Batang, Nasikhin di Batang, Minggu.

 Menurut dia, tim pembebasan tanah sudah melakukan pertemuan dengan para kepala desa yang wilayahnya akan dibangun proyek tol Pemalang-Semarang, belum lama ini.

 Ruas tol Pemalang-Semarang, kata dia, pada Mei 2013 TPT telah mengagendakan pendataan ulang terhadap para pemilik tanah pada empat desa Kecamatan Warungasem dan Batang.

 "Sebanyak empat desa tersebut, yaitu Desa Cepagan, Banjiran, dan Sawahjoho Kecamatan Warungasem, serta Pasekaran Kecamatan Batang. Kami terpaksa harus melakukan Pendataan ulang karena data yang ada harus diperbaharui sesuai dengan kondisi sekarang," katanya.

 Menurut dia, pelaksanaan proses pembangunan proyek tol Pemalang-Semarang sempat tertunda selama beberapa tahun karena masih banyak sesuatu hal yang harus diperbaharui.

 "Akan tetapi, kami memastikan proyek pembangunan tol Pemalang-Semarang akan direalisasikan setelah ada kejelasan dari investor dan TPT," katanya menandaskan.

 Terkait ruas tol Batang-Semarang, Nasikhin mengatakan bahwa pemkab sudah mendapatkan peta proses pembangunan proyek tersebut dari investor.

 "Hanya saja kami meminta pada investor harus mulai melakukan pembangunan fisik agar memastikan bahwa proyek tol itu benar-benar direalisasikan," katanya.

Editor: Desy Saputra

Sabtu, 11 Mei 2013

Teroris di Batang?

Terus terang saya cukup kaget mendengar berita adanya penggerobokan tersangka teroris di Batang. Ada nama Abu Roban segala, menggunakan nama wilayah kampung kita untuk hal-hal yang meresahkan masyarakat.

Semoga kampung halaman kita bebas dari gangguan keamanan dan hal seperti ini tidak pernah terjadi lagi.

Turut prihatin...
Batang.Org






link berita di Bisnis.com:
Kronologi penyergapan di Tempo.co
Ambisi "Abu Roban" di Detik.com

Minggu, 07 April 2013

Selamat Ulang Tahun, Kabupaten Batang.

Batang.Org mengucapkan selamat ulang tahun untuk kampung halaman tercinta, Kabupaten Batang, 8 April 2013. Semoga Batang semakin sejahtera, toto tentrem, kerto raharjo. Amin.

Selama peringatan ulang tahun ini saya dengar telah diselenggarakan pawai "Parade 1001 Bunga" pada tanggal 4 April lalu, sebagaimana saya baca dari postingan teman-teman aktivis dan pemerhati Kabupaten Batang di forum Facebook  dan juga berita yang saya lihat di situs milik radio Abirawa FM di LINK INI. Sayang saya sendiri tidak berkesempatan untuk menyaksikan langsung karena kendala lokasi.

Saya juga mendengar informasi mengenai upaya keras Pemkab dan masyarakat untuk mendapatkan penghargaan Adipura tahun ini.  Bagaimanapun menjaga lingkungan agar selalu bersih adalah penting dan menjadi tugas semua warga terlepas ada penghargaan Adipura atau tidak.  Jika wilayah kita bersih dan nyaman yang menikmati dan bangga adalah warga Batang juga. Mari kita mulai dari hal-hal kecil dengan tidak membuang sampah  di sembarang tempat.

Semoga sukses!

(Diposkan dari Swiss sambil mendengarkan alunan musik keroncong  ''Ngejem bareng BNN'' dari siaran streaming Abirawa FM)

Jumat, 22 Maret 2013

Kisah Kegigihan Warga Batang: Program "Orang Pinggiran" Trans7

Hari ini Jumat 20 Maret 2013 pukul 17.15, Trans 7 menayangkan kisah kegigihan dua warga Batang, Pak Peko dan Mas Rianto dalam menggeluti perjuangan hidup di acara "Orang Pinggiran". Sayang saya sendiri tidak sempat menonton. Terlampir  beberapa info di halaman Facebook dan Twitter @trans7orping. (Terima kasih kepada @RobanEmperor untuk infonya).




 
 
Sent from Switzerland
 

Kamis, 14 Maret 2013

Welcome "Media Rakyat Batang"

Sungguh sangat menggembirakan bahwa makin banyak teman-teman di Batang yang memanfaatkan media internet untuk kemajuan Kabupaten Batang. Saya menemukan satu lagi rintisan situs web mengenai kabupaten kita tercinta, Media Rakyat Batang . Web yang bernuansa jurnalistik ini dikelola dari alamat Jl.Kiai Surgi Lebo gang 8 dengan Pimpinan Redaksi Ari Siswanto. Website dapat diakses melalui alamat domain www.mediarakyatbatang.com dan email: mediarakyatbatang@gmail.com

Selamat datang di dunia maya dan semoga rintisan Mas Ari dkk sukses ke depan!

Salam,
G-C
Batang.Org

Selasa, 05 Maret 2013

Situs Web "Grup Batang"

Satu lagi situs tentang Kabupaten Batang di dunia maya yang perlu juga diikuti: http://www.grupbatang.org

Situs tersebut sekarang beralamat di www.mbatang.com  (tambahan 15 Maret 2015)

Salut untuk dedikasi pembuatnya, semoga Kabupaten Batang semakin maju!

Sabtu, 23 Februari 2013

Abrasi Pantai Sigandu - (Berita Radio Kota Batik)

Abrasi Obyek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang Kian Parah - Radio Kota Batik

Abrasi yang terjadi di kawasan obyek wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang kian parah. Bibir pantai yang terkikis ombak laut kian panjang dan diperkirakan mencapai hampir 100 meter.

Kepada Radio Kota Batik, Petugas Obyek Wisata Sigandu, Sobirin mengatakan, dirinya mengaku prihatin melihat kondisi Pantai Sigandu saat ini.

Ratusan pohon peneduh tumbang bahkan warung yang dulunya ada sekitar puluhan kini hanya tersisa belasan saja karena ditinggalkan pemiliknya.

Sementara itu, salah seorang pemilik warung di Pantai Sigandu, Rafi’i menambahkan jalan aspal sebelumnya ada kini sudah hilang tergerus abrasi sehingga dirinya harus memadatkan pasir dengan air laut agar bisa dilalui kendaraan yang hendak menuju warungnya.

Sumber: http://www.radiokotabatik.net/2013/02/abrasi-obyek-wisata-pantai-sigandu.html 21 Feb 2012

Jumat, 22 Februari 2013

Abirawa FM

Melanjutkan diskusi saya tentang Batang Tempo Doeloe "RSPD Batang" , sebagai orang Batang di rantau saya sangat senang bahwa radio ini memang masih sugeng dan aktif, bahkan saat mengisi entri blog ini saya sedang mendengarkan siaran streaming-nya melalui internet. (Pada jam ini sedang memutar laku orkes melayu tahun 1970-an, acara 'Kondangan' dengan penyiar Mas Aan .)

Saat pawai ulang tahun Kab Batang April 2012 lalu, saya juga sekilas sempat memotret mobil Abirawa FM yang ikut dalam barisan pawai (lihat foto).


Buat masyarakat Batang radio tertua di kabupaten ini bisa didengarkan melalui frekuensi 99,5 FM, sementara siaran streamingnya bisa didengarkan dari seluruh dunia!

Klik:
http://www.abirawafm.com

Lihat entri terdahulu: RSPB Kab Batang

Diposkan dari Swiss

Minggu, 17 Februari 2013

Kisah Temuan Ranjau Laut di Batang



Kemarin saya dengar berita tidak biasa mengenai peledakan ranjau laut di Batang oleh para personil Angkatan Laut.

Ranjau yang konon peninggalan sisa Perang Dunia II tersebut ditemukan di Pantai Batang 12 Januari 2013 lalu.

Simak kisah peledakannya yang diliput Abirawa FM di link berikut http://www.abirawafm.com/2013/02/ledakan-ranjau-timbulkan-gempa-25-skala.html

Tampak beberapa foto ranjau laut dimaksud yang diambil dari sumber: Detik Forum, postingan 'okenesia' (Registered Member)

Tambahan 22 Feb 2013:
Tweet  TNI AL beserta fotonya plus ucapan selamat dari tweet majalah Commando



Lihat Video Youtube: diunggah oleh Yoga Indrawan


Sent from my BlackBerry® Smartphone supplied by Swisscom

Jumat, 08 Februari 2013

Kecap Garuda Batang

Apakah di antara pembaca masih ada yang ingat salah satu produk lokal Batang yaitu "Kecap Garuda"? Dulu di SMP saya sering mengkonsumsi kecap ini di kantin sekolah buat penambah rasa makan soto atau teman makan tempe goreng. Di zaman produk kecap besar banyak beredar (Bango, Piring Lombok, Indofood, ABC dll) apakah produk Batang ini masih bertahan? Saya berusaha untuk mencari sumber-sumber internet yang memuat tentang Kecap Garuda Batang tapi ternyata sulit.

Pabrik Kecap Garuda berada di Kelurahan Kasepuhan, dekat rel kereta api, masuk gang kecil dari Jl. Yos Sudarso. Saya ingat dulu sering main ke daerah itu dan melihat kotak-kotak kayu berisi botol atau gula jawa.

Kemasan produk ini dulu sederhana sebagaimana botol kecap standar yang lazim dipakai ditempeli merek dengan kertas cetakan yang juga sangat sederhana bergambar garuda. Sayang saya tidak punya fotonya! Apakah ada yang sukarela kirim ke saya?


Diposkan dari Swiss

Tambahan 7 Maret 2013
Saya menemukan link Kecap Garuda Batang di direktori Kadin Jateng dan sebuah iklan di Facebook, kesimpulannya: produk ini masih ada!





 

Kamis, 10 Januari 2013

Jateng Time - Pemkab Batang Canangkan Zoba Integritas Bebas Korupsi

Jateng Time - Pemkab Batang Canangkan Zoba Integritas Bebas Korupsi


Berita Jateng Time: Pemerintahan
Pemkab Batang Canangkan Zoba Integritas Bebas Korupsi
-  |  Batang | Rabu, 9 Januari 2013 - 15.03 WIB |

SEBAGAI bentuk keseriusan dalam memberantas korupsi dalam kegiatan pembangunan yang mengacu pada visi birokrasi bersih dan ekonomi bangkit, Pemerintah Kabupaten Batang melaksanakan Pencanangan dan Pembangunan Zona Integritas.
Kegiatan ini ditandai dengan penandatanganan pakta integritas di 12 instansi yang mewakili berbagai tugas pelayanan publik.

Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo mengatakan, Kabupaten Batang merupakan yang pertama di Jawa Tengah dalam kegiatan Pencanangan dan Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani.
Bupati menegaskan, kunci penting dari upaya mewujudkan birokrasi bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik adalah perilaku birokrat yang harus berani mengubah perilaku dan pola pikir yang sejalan dengan tuntutan perubahan dinamika masyarakat.*

Sumber : www.batangkab.go.id

Editor : HFO

Komentar Batang.Org:
Bagus Pak, tindakan yang tepat apalagi jika kita membaca artikel ini : http://batang.blogspot.com/2012/12/batang-terbanyak-kasus-korupsi-se-jawa.html 

Kata Kunci

alas roban (5) alun-alun (6) bahasa (3) bahurekso (1) bandar (2) batang (161) batang.org (6) batik (5) bawang (1) bioskop (1) blado (2) blog (2) buka puasa (1) bupati (2) central java (1) darul ulum (1) dayung (1) dialek (3) dracik (1) facebook (4) festival (1) forum (2) foto (8) hotel (1) info (1) jalan (1) java (1) jawa (3) kabupaten (101) kadilangu (1) kalisalak (1) kampung (1) kampus (1) kantor (2) kauman (1) kecamatan (5) kedungdowo (1) kegiatan (1) kehidupan (1) kenangan (2) kereta api (3) khas (2) kliwonan (7) komunitas (2) kota (18) kramat (2) ktp (1) kuliner (9) lingkungan (2) lokasi (1) lomba (2) lumba-lumba (3) madrasah (1) maghribi (1) makam (2) makanan (3) map (2) masjid (1) mbangun (2) mbatang (1) megono (3) melati (1) metal (2) mustika (1) nelayan (3) pagilaran (3) pahlawan (1) pantai (10) pantura (4) pasar (2) pawai (2) pekalongan (7) pemandian (1) perkebunan (1) pesanggrahan (1) peta (2) petilasan (1) radio (2) ramadhan (2) rel (1) resmi (1) rspd (2) rumah (1) sambong (2) search (1) sego (2) sejarah (5) sekolah arab (1) semarang (2) sendang sari (1) senggol (1) sigandu (5) situs (4) srikandi (1) sungai (2) taman (1) teh (1) terminal pekalongan (1) tersono (1) thr (1) tol (2) tulis (2) twitter (3) ujungnegoro (6) website (4) wikipedia (1) wilayah (2) wisata (10) wonobodro (1) wonotunggal (2)